Senin, 07 Juni 2010

Doclang Mutiara Kuliner Bogor


Saat ini apabila kita menyebut bogor, dalam benak kita sudah tidak terbayang rimbunnya pepohonan di kebun raya atau keasyikan memberi makan rusa istana maupun berburu tas di tajur. Bogor kini lebih terkenal dengan kekayaan kulinernya, sebut saja roti unyil, beraneka ragam asinan, pie apple, macaroni panggang, martabak air mancur dan doclang. Doclang? Kuliner terakhir sangat asing di telinga. Bisa dibilang, doclang kalah tenar apabila dibandingkan dengan nama besar asinan bogor yang sudah terkenal. Tapi soal rasa, menurut penulis doclang harus diperhitungkan. Komposisi telur rebus, ketupat, kentang, tahu goreng siraman saus kacang ditambah kerupuk diatasnya sangat eksotis di lidah. Kuliner yang mungkin terlewat dari pandangan lidah Pak Bondan “master kuliner Indonesia” ini akan lebih nikmat lagi apabila ditambah sedikit sambal dan kecap manis. Apabila dilihat secara sekilas, doclang mirip dengan gado-gado yang biasa kita makan, hanya bedanya pada gado-gado kita dapat menemukan sayuran hijau sedang pada doclang tidak.
Penulis terkesima oleh ajakan yang amat sangat menggiurkan dari Yanu Suwandika Menoajie untuk mencoba doclang. Doclang yang berhasil penulis temukan terletak di dekat stasiun kereta bogor. Dijual menggunakan gerobak yang diparkir diatas trotoar jalan. Untuk menambah kenikmatan makan doclang, penjual menyiapkan teh tawar hangat. Dan lebih nikmat lagi teh tawar tadi free alias gratis. Seporsi doclang dapat kita nikmati dengan membayar Rp6000,- saja. Doclang sangat cocok disantap sebagai sarapan dikala pagi tapi penulis rasa disantap sebagai makan siang maupun malam, doclang tetaplah nikmat.
Penulis kurang begitu memahami historis kuliner yang satu ini. Tapi satu yang penulis ketahui, rasa doclang tidak hanya enak tetapi sangatlah nikmat. (rad/06/06/10)